SANTRI-PESANTREN INDONESIA ; Siaga Jiwa Raga Menuju Indonesia Emas 2045

SANTRI-PESANTREN INDONESIA ; Siaga Jiwa Raga Menuju Indonesia Emas 2045

 



BUKU          : SANTRI-PESANTREN INDONESIA ; Siaga Jiwa Raga Menuju Indonesia Emas 2045
Penulis    : Muhammad Arief Albani
Penerbit  : Zahira Media Publishing
ISBN       : 978-623-6287-73-6
                           978-623-6287-72-9 (PDF)

  Profil Buku : SANTRI-PESANTREN INDONESIA ; Siaga Jiwa Raga Menuju Indonesia Emas 2045

 


TENTANG BUKU

Impian Indonesia 2015-2085 yang dijabarkan dalam Visi Indonesia Emas 2045 adalah sebuah “impian” besar yang bukan saja menjadi “mimpi” Presiden RI ke-7, namun menjadi “impian” seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia Berdaulat Adil dan Makmur.

Buku ini merupakan pengembangan pemikiran dari makalah saya berjudul “Optimalisasi Peran Pesantren Menuju Visi Indonesia Emas 2045”, yang disampaikan pada kegiatan al-Multaqo ad-Dawliy lil Bahts ‘an-Afkar ath-Thullab wa-Dirasat Pisantrin (MU’TAMAD) 2021 di Serpong, Tangerang.

Menjadi penting bagi saya untuk mengembangkan makalah tersebut, dalam rangka merangkul seluruh elemen bangsa khususnya saudara-saudaraku sesama Santri Pesantren untuk bahu membahu mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.



PENGANTAR PENULIS

Tanggungjawab seorang Santri adalah Khidmat pada Kyai/Guru. Seorang Kyai adalah Ulama yang menjadi Warotsatul ‘Anbiya dalam segala hal, baik dalam Ilmu maupun Akhlak-nya adalah yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Jika Nabi Muhammad SAW mencontohkan Dakwah bil Haal, maka Kyai akan mengajarkan hal yang sama pada Santri-Santrinya. Begitu pula halnya dengan mencintai tanah air sebagaimana Nabi SAW mencintai tanah airnya (Makkah) dan mencintai tempat beliau menetap (Madinah). Maka tidak ada satupun alasan yang dapat dijadikan sandara bagi Santri, untuk tidak mencintai tanah airnya apalagi tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung pembangunan tanah airnya.

Buku ini merupakan pengembangan pemikiran dari makalah saya berjudul “Optimalisasi Peran Pesantren Menuju Visi Indonesia Emas 2045”, yang disampaikan pada kegiatan al-Multaqo ad-Dawliy lil Bahts ‘an-Afkar ath-Thullab wa-Dirasat Pisantrin (MU’TAMAD) 2021 di Serpong, Tangerang.

Menjadi penting bagi saya untuk mengembangkan makalah tersebut, dalam rangka merangkul seluruh elemen bangsa Indonesia khususnya saudara-saudaraku sesama Santri Pesantren untuk bahu membahu mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

Impian Indonesia 2015-2085 yang dijabarkan dalam Visi Indonesia Emas 2045 adalah sebuah “impian” besar yang bukan saja menjadi “mimpi” Presiden RI ke-7, namun menjadi “impian” seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia Berdaulat Adil dan Makmur.

Terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah turut memberi bantuan serta dukungan pada penyusunan fragmen-fragmen dalam buku ini. Kepada si-Mbah KH. Zaenurrohman, Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen, Ketua STAI Tanbihul Ghofilin Banjarnegara Abas Zahrotin, M.Hum., Pemimpin Redaksi Sanad Media Abdul Majid, Lc.

Terimakasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan gagasan-gagasannya berupa abstraksi, yang menjadi penguat argumentasi. Terimakasih kepada Gus Abas Zahrotin (Banjarnegara), Ning Zulfa Amalia Wahidah (Jakarta), Gus Muhammad Ulin Nuha (Yogyakarta), Ustadz Sulhan (Sumenep) serta Ustadz H. Haryanto (Banyumas). Mari bersama membangun negeri ini dengan segenap kemampuan Santri-Pesantren yang kita miliki. Sejauh manapun kaki melangkah dan sepanjang apapun usia kita, kita adalah Santri-Pesantren Indonesia yang harus selalu Siaga Jiwa Raga menjaga dan membangun negeri ini. Indonesia Tanggungjawab Santri-Pesantren, karena negara ini terbangun dari kiprah panjang dan heroik para Ulama/Kyai panutan kita.

Semoga buku ini dapat menjadi sumbangan pijakan pemikiran bagi kita sekalian para Santri-Pesantren Indonesia beserta elemen bangsa Indonesia lainnya dalam menatap Indonesia Emas pada momentum 100 tahun Kemerdekaan Indonesia di tahun 2045 mendatang. Pesan serupa telah sering kita dengarkan dan ucapkan dengan sadar pada saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

“Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Raganya ... Untuk Indonesia Raya (Kutipan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya)

MEMAHAMI NAHDLATUL ULAMA

MEMAHAMI NAHDLATUL ULAMA


BUKU      : MEMAHAMI NAHDLATUL ULAMA
Penulis    : Muhammad Arief Albani
Penerbit  : Cipta Media Nusantara
ISBN       : 978-623-5647-17-3

 

 

 Profil Buku : Memahami Nahdlatul Ulama

 

 


TENTANG BUKU

Nahdlatul Ulama secara umum terlihat sama dengan organisasi lainnya. Begitu pula dengan dinamika organisasi yang terkadang harus menghadapi badai pertikaian hingga intervensi pihak luar yang menginginkan bubarnya Nahdlatul Ulama. Namun pada kenyataannya, Nahdlatul Ulama sejak berdirinya di tahun 1926 hingga saat ini masih tetap menunjukkan eksistensinya. Bahkan, bukan hanya di Indonesia namun meluas hingga mancanegara. Buku ini tidak saja diperuntukkan bagi masyarakat umum agar dapat memahami Nahdlatul Ulama, namun juga sebagai penguatan bagi kader-kader Nahdlatul Ulama yang sedang mendapatkan amanah menjadi pengurus Nahdlatul Ulama di tingkatnya masing-masing.

Menjadi penting untuk mengembalikan pemahaman mengenai tujuan awal berdirinya Nahdlatul Ulama dan memahami tujuan para Muasis Nahdlatul Ulama yang melandaskan berdirinya Jam'iyyah Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Khidmat Agama dan Negara. Nahdlatul Ulama adalah Jam'iyyah Da'wah Diniyah wa Ijtimai'yyah.

 


QUOTE DALAM BUKU

"Pandanglah NU sebagai organisasi pada umumnya, namun sadarilah bahwa NU bukan organisasi yang biasa/umum"
(Penulis)

"Ilmu agama tidak dapat diambil kecuali dari lisan ulama"
(Al-Khafidz Abu Bakar Al-Khatib Al-Baghdadi)

"Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan"
(Hadhratussyaikh Hasyim Asy'ari - Rais Akbar Nahdlatul Ulama)

"Jika NU adalah rumah, dan ada Allah SWT serta Nabi Muhammad SAW di dalamnya, mana ada makhluk yang berani dengan sengaja mendekati untuk berniat merusak rumah itu
(Penulis)

"Wahabi bukan teroris, mereka antiteror. Tetapi ajarannya satu digit lagi menjadi teroris"
(KH. Said Aqil Siradj)